Untuk menunaikan ibadah haji, warga Indonesia kini harus antre puluhan
tahun. Ini juga yang membuat Kang Otong berkeluh kesah kepada temannya,
Udin.
<>
“Kang, kenapa ya kita sebagai rakyat harus nunggu puluhan tahun untuk berangkat ke Tanah Suci?” kata Otong.
“Iya Tong, padahal tuh anggota DPR berangkat haji tidak pakai antre-antrean. Kenapa ya?” jawab Udin.
“Ya karena dia wakil rakyat.”
“Indonesia memang unik. Masak wakil mengalahkan rakyatnya. Hehe...” seloroh Otong. (Ahmad Rosyidi)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/62549/haji-wakil-rakyat
Senin, 29 Februari 2016
Es Krim Rasa Kitab Kuning
KH Muhammad Hanif Muslih suatu kali mengasuh pengajian Tafsir
Jalalain dan
Riyadlus Shalihin. Ketika tiba pada ayat وَلَا تَيْأَسُوْا beliau bercerita tentang
pengalamannya berangkat umrah bersama para kiai.
Dalam perjalanan umrah di Saudi Arabia, salah seorang kiai melihat sebuah mobil
bertuliskan آيس كريم. Karena biasa membaca kitab kuning maka diartikanlah tulisan
tersebut begini:
آيِسٌ utawi wong kang putus asa
كَرِيْمٌ iku wong kang mulyo
Mendadak heboh. Kiai tersebut merasa heran dengan arti tulisan di mobil.
"Orang putus asa kok mulia?"
Waktu itu, Kiai Hanif hanya tersenyum. Ia yang sudah bertahun-tahun
tinggal di Saudi tentu tahu arti tulisan di mobil tersebut.
Sang kiai tambah heran. Di tengah kegalauannya, Kiai Hanif memberitahunya,
"Mohon maaf kiai, itu mobil penjual es krim.
Tulisan itu bacanya ais krim, bukan âyisun karîmun.
Ya, ternyata selain membaca, piknik juga penting. Hahaha...
(Chusainul Adib/Ben Zabidy – Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/65508/es-krim-rasa-kitab-kuning
Riyadlus Shalihin. Ketika tiba pada ayat وَلَا تَيْأَسُوْا beliau bercerita tentang
pengalamannya berangkat umrah bersama para kiai.
Dalam perjalanan umrah di Saudi Arabia, salah seorang kiai melihat sebuah mobil
bertuliskan آيس كريم. Karena biasa membaca kitab kuning maka diartikanlah tulisan
tersebut begini:
آيِسٌ utawi wong kang putus asa
كَرِيْمٌ iku wong kang mulyo
Mendadak heboh. Kiai tersebut merasa heran dengan arti tulisan di mobil.
"Orang putus asa kok mulia?"
Waktu itu, Kiai Hanif hanya tersenyum. Ia yang sudah bertahun-tahun
tinggal di Saudi tentu tahu arti tulisan di mobil tersebut.
Sang kiai tambah heran. Di tengah kegalauannya, Kiai Hanif memberitahunya,
"Mohon maaf kiai, itu mobil penjual es krim.
Tulisan itu bacanya ais krim, bukan âyisun karîmun.
Ya, ternyata selain membaca, piknik juga penting. Hahaha...
(Chusainul Adib/Ben Zabidy – Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/65508/es-krim-rasa-kitab-kuning
Jomblo dan Sunnah Rasul
Joko dan Kamto adalah dua santri yang sudah bersahabat lama
sejak keduanya nyantri di Solo.
Setiap hari mereka biasa runtang-runtung bersama. <>
Namun, setelah Joko menikah, ia semakin jarang pergi keluar. Setiap ditanya Kamto,
ada saja alasan dari Joko untuk menolak ajakan keluar.
“Jok, ayo wedangan di HIK samping pondok,” ajak Kamto melalui
pesan singkatnya kepada Joko.
“Wah, kamu kaya ndak tahu aja, Kang. Ini kan malam Jumat. Waktunya sunah rasul,”
jawab Joko via HP jadulnya.
“Yo wes...” jawab Kamto.
Esoknya, Kamto tak menyerah untuk mengajak sahabatnya itu cangkrukan.
Lagi-lagi Joko tak mau.
“Kalau kemarin, malam Jumat, aku maklum. Lha, sekarang malam Sabtu, je...”
kata Kamto.
“Lha, kalau malam Jum’at itu kan sunah, Kang. Tapi lainnya itu ‘wajib’.
Makanya kamu cepetan nikah. Hehe,” jawab Joko.
Kamto tidak membalasnya, hanya bisa mbatin.
(Ajie Najmuddin)
Sumber : www.nu.or.id/post/read/64732/jomblo-dan-sunah-rasul
Setiap hari mereka biasa runtang-runtung bersama. <>
Namun, setelah Joko menikah, ia semakin jarang pergi keluar. Setiap ditanya Kamto,
ada saja alasan dari Joko untuk menolak ajakan keluar.
“Jok, ayo wedangan di HIK samping pondok,” ajak Kamto melalui
pesan singkatnya kepada Joko.
“Wah, kamu kaya ndak tahu aja, Kang. Ini kan malam Jumat. Waktunya sunah rasul,”
jawab Joko via HP jadulnya.
“Yo wes...” jawab Kamto.
Esoknya, Kamto tak menyerah untuk mengajak sahabatnya itu cangkrukan.
Lagi-lagi Joko tak mau.
“Kalau kemarin, malam Jumat, aku maklum. Lha, sekarang malam Sabtu, je...”
kata Kamto.
“Lha, kalau malam Jum’at itu kan sunah, Kang. Tapi lainnya itu ‘wajib’.
Makanya kamu cepetan nikah. Hehe,” jawab Joko.
Kamto tidak membalasnya, hanya bisa mbatin.
(Ajie Najmuddin)
Sumber : www.nu.or.id/post/read/64732/jomblo-dan-sunah-rasul
Poligami dan berburu kebaikan
Ubaid dan Umar merupakan alumni pondok pesantren. Semenjak di pondok keduanya
selalu berburu dan bersaing dalam hal kebaikan, terutama di shalat lima waktu. Tapi pada
kenyataannya Ubaid selalu kalah dari Umar.
Suatu ketika Ubaid bertanya sama temannya itu. "Kang, kenapa sampean kok datang
ke masjid selalu lebih cepat dari saya?”
"Soalnya istri saya dua. Istri yang pertama membangunkan saya dan istri yang kedua
menyiapkan perlengkapan shalat saya," jawab Umar santai.
Selang beberapa bulan, Ubaid pun berpoligami. Harapannya bisa seperti Umar. Benar,
setelah poligami Ubaid hampir selalu terlihat lebih awal dari Umar berada di masjid.
"Kok sampean sekarang bisa mendahului saya datangnya, Kang? Resepnya apa?”
Tanya Umar.
"Saya takut pulang ke rumah istri pertama yang marah-marah, jadi saya tiap hari
tidur di masjid,” jawab Ubaid.
(Ahmad Rosyidi)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/65062/poligami-dan-berburu-kebaikan
Humor, Adakah rokok disurga??
Usai ngaji sorogan, seperti biasanya Otong dan Udin langsung menuju ke kantin pesantren untuk ngobrol yang ringan-ringan sampai berat. Otong yang sudah kecanduan rokok melemparkan pertanyaan kepada sohibnya itu.
"Din, di surga ada rokok tidak ya?" Tanya Otong.
"Di surga kan keinginan pasti dikabulkan, jadi ada, Tong."
"AlhamduliLlah, lega bener hati ini rasanya denger jawaban ente, Din."
"Tapi....Tong," kata Udin dengan mimik serius.
"Kenapa Din?"
"Sayang, di surga tidak ada api Tong, jadi kalau mau nyalain rokok, ya jalan dikit ke neraka," celetuk Udin. (Ahmad Rosyidi)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/66009/adakah-rokok-di-surga
Langganan:
Postingan (Atom)