Wong NU PROTOMULYO
Rabu, 16 November 2016
Senin, 14 November 2016
Jumat, 28 Oktober 2016
Humor ~ Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak
Enak Zaman Soeharto atau Jokowi? Jawaban Kakek Ini Bikin Ngakak
Bagikan
Foto: ilustrasi
Hingga
sekarang masyarakat Indonesia masih membanding-bandingkan kualitas
hidup dari Presiden satu ke Presiden lain. Poster bergambar Soeharto
dengan tulisan “Piye kabare, penak zamanku toh?”
(bagaimana kabarnya, enak zamanku kan?) sering ditemukan menempel di
dinding publik, baik di tembok hingga bagian belakang truk.
Perbedaan
ini dirasakan oleh kakek Lasimin. Suatu ketika kakek berusia 70 tahun
yang tinggal di Banyumas, Jawa Tengah ini ditanya oleh seorang pemuda
kampung bernama Zaenal.
Zaenal melontarkan
sebuah pertanyaan mengenai perbedaan hidup di zaman Presiden Soeharto
dengan era Presiden Jokowi saat ini. Obrolan ringan ini berlangsung di
sebuah dipan di depan rumah kakek Lasimin yang terlihat begitu sejuk dan
rindang karena berada di bawah Pohon Jambu.
“Kek, kalau kakek rasakan, enak zaman siapa sih, Soeharto atau Jokowi,” tanya Zaenal to the point.
“Yo jelas enakan zaman Soeharto toh,” jawab kakek Lasimin sambil menyungging senyum hingga gigi ompongnya terlihat.
“Kenapa kek?”
“Soalnya di zaman Soeharto, istriku masih muda dan seger.” Geerrrrr....muncul dari mulut Zaenal. (Fathoni Ahmad)
Foto: ilustrasi
Selasa, 04 Oktober 2016
Musyawarah Anggota Nahdlatul Ulama Desa Protomulyo :)
Musyawarah Anggota PR. Nahdlatul Ulama Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Dan selamat atas terpilihnya lagi Bapak Ky. M. Masqon sebagai Rois Syuriah dan Bapak Subakin., S.Pd.,M.Si Sebagai ketua Tanfidyah Nahdlatul Ulama Ds. Protomulyo Periode 2016 - 2021 :)
Senin, 29 Februari 2016
Haji Wakil Rakyat
Untuk menunaikan ibadah haji, warga Indonesia kini harus antre puluhan
tahun. Ini juga yang membuat Kang Otong berkeluh kesah kepada temannya,
Udin.
<>
“Kang, kenapa ya kita sebagai rakyat harus nunggu puluhan tahun untuk berangkat ke Tanah Suci?” kata Otong.
“Iya Tong, padahal tuh anggota DPR berangkat haji tidak pakai antre-antrean. Kenapa ya?” jawab Udin.
“Ya karena dia wakil rakyat.”
“Indonesia memang unik. Masak wakil mengalahkan rakyatnya. Hehe...” seloroh Otong. (Ahmad Rosyidi)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/62549/haji-wakil-rakyat
<>
“Kang, kenapa ya kita sebagai rakyat harus nunggu puluhan tahun untuk berangkat ke Tanah Suci?” kata Otong.
“Iya Tong, padahal tuh anggota DPR berangkat haji tidak pakai antre-antrean. Kenapa ya?” jawab Udin.
“Ya karena dia wakil rakyat.”
“Indonesia memang unik. Masak wakil mengalahkan rakyatnya. Hehe...” seloroh Otong. (Ahmad Rosyidi)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/62549/haji-wakil-rakyat
Es Krim Rasa Kitab Kuning
KH Muhammad Hanif Muslih suatu kali mengasuh pengajian Tafsir
Jalalain dan
Riyadlus Shalihin. Ketika tiba pada ayat وَلَا تَيْأَسُوْا beliau bercerita tentang
pengalamannya berangkat umrah bersama para kiai.
Dalam perjalanan umrah di Saudi Arabia, salah seorang kiai melihat sebuah mobil
bertuliskan آيس كريم. Karena biasa membaca kitab kuning maka diartikanlah tulisan
tersebut begini:
آيِسٌ utawi wong kang putus asa
كَرِيْمٌ iku wong kang mulyo
Mendadak heboh. Kiai tersebut merasa heran dengan arti tulisan di mobil.
"Orang putus asa kok mulia?"
Waktu itu, Kiai Hanif hanya tersenyum. Ia yang sudah bertahun-tahun
tinggal di Saudi tentu tahu arti tulisan di mobil tersebut.
Sang kiai tambah heran. Di tengah kegalauannya, Kiai Hanif memberitahunya,
"Mohon maaf kiai, itu mobil penjual es krim.
Tulisan itu bacanya ais krim, bukan âyisun karîmun.
Ya, ternyata selain membaca, piknik juga penting. Hahaha...
(Chusainul Adib/Ben Zabidy – Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/65508/es-krim-rasa-kitab-kuning
Riyadlus Shalihin. Ketika tiba pada ayat وَلَا تَيْأَسُوْا beliau bercerita tentang
pengalamannya berangkat umrah bersama para kiai.
Dalam perjalanan umrah di Saudi Arabia, salah seorang kiai melihat sebuah mobil
bertuliskan آيس كريم. Karena biasa membaca kitab kuning maka diartikanlah tulisan
tersebut begini:
آيِسٌ utawi wong kang putus asa
كَرِيْمٌ iku wong kang mulyo
Mendadak heboh. Kiai tersebut merasa heran dengan arti tulisan di mobil.
"Orang putus asa kok mulia?"
Waktu itu, Kiai Hanif hanya tersenyum. Ia yang sudah bertahun-tahun
tinggal di Saudi tentu tahu arti tulisan di mobil tersebut.
Sang kiai tambah heran. Di tengah kegalauannya, Kiai Hanif memberitahunya,
"Mohon maaf kiai, itu mobil penjual es krim.
Tulisan itu bacanya ais krim, bukan âyisun karîmun.
Ya, ternyata selain membaca, piknik juga penting. Hahaha...
(Chusainul Adib/Ben Zabidy – Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak)
sumber : http://www.nu.or.id/post/read/65508/es-krim-rasa-kitab-kuning
Langganan:
Postingan (Atom)